Free Blogger Template Generator

Siapa bilang ngedesain template sendiri itu sulit Free Blogger Template Generator

Siapa bilang ngedesain template sendiri itu sulit? cukup berbekal Blogger Template Generator dibawah ini kita sudah sanggup kok menciptakan Template dinamis secara instan tanpa harus menguasai bahasa pemrograman menyerupai HTML, XML dan CSS. Disini yang kita butuhkan hanya sedikit kreatifitas saja, selebihnya imajinasi kita sendiri yang menentukan hasil tamat dari desain template.

 

Pimp-My-Profile

Template generator ini tampil memakai tab hidangan sederhana, kita sanggup memulai menciptakan template dengan menentukan beberapa kemudahan yang sudah disediakan. Sebelum mencoba tools ini pastikan kita memakai browser versi IE6 atau versi diatasnya, Firefox dan Opera.

 

Siapa bilang ngedesain template sendiri itu sulit Free Blogger Template Generator

 

PsycHo - psychogenesis

Kita sanggup merancang blogger template sendiri  mulai dari header hingga hingga ke footer. Yang terang kita tidak harus mempunyai pengetahuan lebih tetang HTML, cukup mengaturnya pribadi melalui beberapa setting yang tesedia. Seperti yang dikatakan pembuatnya, waktu yang kita habiskan untuk mendesain sebuah template kurang lebih hanya 10 menit.

 

Siapa bilang ngedesain template sendiri itu sulit Free Blogger Template Generator

Page Column Layout Generator

Generator ini menyediakan banyak sekali macam pililhan column, mulai dari generator untuk template 1 coloums bahkan hingga 5 Column juga tersedia. Beberapa fitur lain diantarnya:

  • Liquid design, no tables, no javascript, pure layers and css.
  • Visual layout and backgroud color design, WYSIWYG
  • Cross browser compatibility
  • Compact CSS code, reduce 25% of length
Siapa bilang ngedesain template sendiri itu sulit Free Blogger Template Generator

 

Trix Blogspot Template Generator

TrixTG v1 yaitu tool untuk membantu kita mendesain template untuk Blogspot. Memang antarmuka tidak sebagus yang kita harapkan, tetapi fungsionalitas yang disediakan oleh generator template ini sangat baik.

 

Siapa bilang ngedesain template sendiri itu sulit Free Blogger Template Generator

 

Selamat mencoba aja :)

Mendapatkan Registration Key Antivirus Smadav Pro Tanpa Bantuan (Gratis)

Smadav bisa dikatakan antivus terbaik indonesia untuk dikala ini, kalau dibandingkan dengan antivirus lokal lainya, smadav tentu lebih banyak mempunyai keunggulan terutama pada kecepatan proses scanning directory / Drive. Saat artikel ini aku tulis, smadav telah merilis versi Smadav 2009 rev 7.1 dimana ada beberapa fitur yang ditambahkan ibarat Smad-Turbo (Scanning 10x lebih cepat), Smad-Theme (Mengganti warna tema), dan Smad-Ray (Otomatis scan flashdisk sangat cepat).

 

Selain ukuran file smadav yang tergolong mini, dalam satu jadwal smadav bantu-membantu sudah tersedia dua versi yang dapat kita gunakan, ialah versi Smadav Free dan Smadav Pro. Untuk mendapat versi Smadav Pro bantu-membantu tidak terlalu mahal juga, yang kita perlukan hanya memperlihatkan sedikit derma (donasi) berapapun Jumlahnya. Tapi bila ingin mendapat smadav pro secara gratis, rekan tinggal melengkapi saja beberapa syarat dan ketentuan dibawah ini:

 

Syaratnya blog/situs untuk pemasangan banner Smadav :

  • Anda harus mempunyai blog/situs.
  • Pasang Banner pada Blog/situs Anda (wajib memakai aba-aba banner image 125x125 di bawah*).
  • Banner harus diletakkan di daerah strategis di blog tersebut
  • Banner harus terus dipasang hingga final tahun 2010
  • Blog mempunyai trafik pengunjung cukup besar. Silakan cek PageRank dan AlexaRank blog/situs Anda : popuri.us
    • PageRank minimal 2, atau
    • Jika PageRank 1 maka AlexaRank < 1.000.000, atau
    • Jika PageRank 0 maka AlexaRank < 400.000
  • Tidak ada toleransi untuk syarat ini, hanya blog yang memenuhi syarat diatas yang akan diberi key Smadav Pro
  • Kirim konfirmasi ke smadav@gmail.com untuk meminta (max 3) Registration Key dan sertakan alamat blog Anda.

 

Kode banner image 125x125 :

 

<a href="http://www.smadav.net" title="antivirus" target="_blank"><img alt="smadav antivirus indonesia" src="http://www.smadav.net/smadav125.gif"></a>



Preview :


 

Special thanks for Zainuddin Nafarin (CEO Smadav)

Awas Virus Blog Menyerang Anda

Penulis: Gus Ikhwan | mxwan.web.id


Virus blog yang saya maksud bukan mengembangkan harapan blogging kepada orang  lain Awas Virus Blog menyerang Anda

Virus blog yang saya maksud bukan mengembangkan harapan blogging kepada orang lain. Virus disini juga bukan virus layaknya avian influenza yang dapat bikin KO penderitanya. Virus disini yaitu virus yang dibawa oleh blog (halaman blog) berupa script-script yang sudah terserang virus atau terdefinisi sebagai virus oleh antivirus tertentu, yang dalam hal ini saya mendefinisikan antivirus yang saya maksud yaitu Kaspersky Internet Security 2010 dengan virus definition update (database release) 24/01/2010 3:27:00.

 

Jika antivirus mendeteksi adanya virus ketika kita membuka halaman blog (dan web statik juga berlaku) akan muncul notifikasi mengenai virus yang terdeteksi. Dalam hal ini yang dilakukan antivirus yaitu memblokir script (hanya script), bukan memblokir halaman web yang kita buka.


Virus blog yang saya maksud bukan mengembangkan harapan blogging kepada orang  lain Awas Virus Blog menyerang Anda

Saya memperoleh notofikasi ini ketika saya mengunjungi blog seorang mitra blogger yang memang sudah saya masukkan dalam agregasi blog, maksudnya biar saya dapat selalu ikut tahu update terbaru-nya. Sudah beberapa hari memang blog itu masuk dalam agregasi. Tapi ketika saya berkunjung disambut warning dari antivirus di laptop saya.


Virus blog yang saya maksud bukan mengembangkan harapan blogging kepada orang  lain Awas Virus Blog menyerang Anda

Ah terpaksa deh saya hapus dari agregasi. Tetapi saya sudah mencoba memberi tahu empunya blog kok mengenai apa saja yang mengandung virus. Dan kalau saya lihat dari object yang terdeteksi tampaknya itu dari iklan-iklan yang terpasang pada blog.


Virus blog yang saya maksud bukan mengembangkan harapan blogging kepada orang  lain Awas Virus Blog menyerang Anda

Apa akibatnya?

  • Halaman web tidak akan tertampil tepat (bahkan dapat diblokir).
  • Pengunjung enggan mengunjungi blog anda (makanya demi menjaga nama baik, blog yang saya maksud tidak saya cantumkan).
  • Merugikan pengunjung yang tidak tahu, terperinci alasannya artinya komputer jadi ikut-ikutan kena virus. Artinya tentu saja anda jadi agen penyevar virus walau pastinya anda tidak sengaja.

Bagaimana mengatasinya?

  • Kalau itu dari iklan yang dipasang, lihat link yang menuju alamat script yang terdeteksi virus, hapus kalau memang itu perlu dihapus
  • Kalau itu dari theme, silahkan buka entah itu PHP, CSS, HTML, JAVA dari file theme. Cari link menuju scritpt, kalau perlu hapus saja.
  • Kalau itu berasal dari plugins yang anda pasang dalam blog, deactive pluginsnya.

Preventif? Ada baiknya juga….

  • Jangan memasang iklan sembarangan, pastikan script-script yang dimasukkan dalam isyarat (HTML, CSS, PHP, JAVA) bersih, ada baiknya test terlebih dahulu dengan download semua script yang dipakai oleh iklan.
  • Teliti memasang theme, sebelum memasang theme ada baiknya dicoba di local computer.
  • Hati-hati pasang plugins, ada baiknya dicoba offline terlebih dahulu. Selain untuk ngindhik virus, mencoba secara offline juga berkhasiat siapa tahhu dalam plugins ada eror, bisa-bisa web anda suspended (seperti pernah dialami portal-nya Gus Ikhwan).


Penasaran siapa dibalik penulis artikel ini? Gus Ikhwan | mxwan.web.id


Avg Security Toolbar

Bagi sahabat pecinta Anti-Virus AVG tentu sudah mengetahui kehandalan dan kelebihan anti virus ini bila dibandingkan dengan produk lain. Kini, AVG dengan versi terbarunya, AVG Anti-Virus 2011 mengatakan kontribusi keamanan yang lebih baik termasuk kontribusi ketika men-download file, ketika chatting, bahkan ketika kita berbelanja atau sedang melaksanakan transaksi perbankan online.

tentu sudah mengetahui kehandalan dan kelebihan anti virus ini bila dibandingkan dengan pr AVG Security Toolbar

Versi Free Edition-nya saja sudah mempunyai fitur-fitur perlindungan yang cukup baik ibarat Anti-Virus, Anti-Spyware, Link Scanner, Anti Rootkit, Email-Scanner, PC Analizer, Ressident Shield, Update Manager, dan Identity Protection, apalagi bila kita memakai AVG 2011 full version dengan fitur yang lebih lengkap. Harga AVG hingga goresan pena ini dipublikasikan ialah Rp434.000,-

 

Dua opsi yang sanggup kita pilih ketika proses instalasi AVG 2011 ialah instalasi AVG Security Toolbar dan Yahoo sebagai default Searh Box. Jika hal itu kita setujui dengan cara mencentang opsi tersebut, maka sehabis instalasi selesai, pada browser khususnya Mozilla Firefox dan Internet Explorer akan tampil AVG Security Toolbar yang sanggup kita manfaatkan sesuai fungsinya.

 

Fitur-fitur AVG Security Toolbar:

 

1. Dapat mengetahui seberapa kondusif dan seberapa bahayakah situs yang kita kunjungi melalui tombol “Page Status”.

 

2. Mendapatkan informasi kasatmata berupa gosip dunia mengenai bisnis, olah raga dan lain-lain melalui tombol “News” atau “AVG News”.

 

3. Dapat mengetahui email masuk tanpa harus membuka akun email. Untuk ketika ini hanya mendukung Gmail, Ymail, dan Hotmail. Melalui tombol “E-mail Notifier”. Angka di samping icon ialah jumlah email gres yang belum di buka. Notifikasi juga sanggup terlihat di sudut kanan bawah Taskbar.

Untuk sanggup melihat status email, terlebih dahulu harus dilakukan konfidgurasi akun email.

 

4. Dapat mengetahui cuaca dan suhu suatu daerah melalui tombol “Weather” dengan memilih lokasi yang kita butuhkan untuk mengetahui keadaan cuaca kota yang dimaksud.

 

5. Dapat mengakses halaman Facebook dan mengetahui status Facebook melalui icon “Facebook” ibarat Message, Friend Requests, Pokes, dan lain- lain. Dengan demikian Log In dan Log out sanggup dilakukan melalui Toolbar ini. Notifikasi juga sanggup terlihat di sudut kanan bawah Taskbar.

 

Dengan dipasangnya AVG Security Toolbar setidaknya sanggup mempermudah kita mengetahui gosip kasatmata dunia, cuaca, email masuk, halaman Facebook melalui notifikasi pada Toolbar atau Popup Window di sudut kanan bawah dan tanpa harus membuka URL secara langsung.



GUEST BLOG:

Penulis dibalik Artikel ini:
Yuda Isparela
 | http://www.linksukses.com


Responsive Blog Design Ala O-Om.Com

Setelah sekian usang bertahan dengan desain blog yang usang saya tergiur juga ingin melakuka Responsive Blog Design ala o-om.comSetelah sekian usang bertahan dengan desain blog yang usang saya tergiur juga ingin melaksanakan redesign blog ini dengan gaya gres yang lebih fresh dan tentu saja saya juga menyematkan teknik Responsive Web Design yang sedang terkenal supaya gak ketinggalan jaman hehehe dan inilah penampakan hasil desain blog yang gres ketika ini (entah hingga kapan): Setelah sekian usang bertahan dengan desain blog yang usang saya tergiur juga ingin melakuka Responsive Blog Design ala o-om.com Silahkan berimasukan untuk Responsive Blog Design ala O-OM.COM ini. Thanks :)

Menampilkan Screenshot Preview Responsive Web Design Dengan Am I Responsive

Mungkin dikala ini kalian sudah berjuang keras semoga blog kalian dapat tampil  Menampilkan Screenshot Preview Responsive Web Design dengan Am I ResponsiveMungkin dikala ini kalian sudah berjuang keras semoga blog kalian dapat tampil Responsive dan tampil tepat disemua resolusi layar. Nah biasanya bila sudah sukses yang dilakukan selanjutnya yaitu tentu saja mengujinya sekaligus memamerkanya dalam bentuk Screenshot. Beberapa waktu kemudian saya juga sempat galau bagaimana saya menciptakan Screenshot Preview untuk Responsive Web Design dibeberapa perangkat desktop dan mobile, sehabis browsing sana sini ternyata paling banyak cuman nemuin tools untuk testing Web Design Responsive dan bukan untuk menampilkan Preview-nya :(

Mungkin dikala ini kalian sudah berjuang keras semoga blog kalian dapat tampil  Menampilkan Screenshot Preview Responsive Web Design dengan Am I Responsive

Am I Responsive? ya ini ia tool yang gres saya temuin dan cukup anggun buat kalian yang ingin menampilkan preview desain blog dibeberapa perangkat sekaligus dan tool ini bahwasanya bukan hanya untuk preview saja tetapi sekaligus buat melaksanakan testing secara nyata, Namun sayangnya tool ini lebih ditujukan bagi pengguna produk Apple, tapi itu bukan masalah, yang kita butuhkan khan hanya Screenshot-nya bukan perangkatnya :)

Untuk memakai tool diatas caranya sangat gampang kita hanya memasukan URL alamat blog atau website dan selanjutnya biarkan tool tersebut bekerja otomatis menampilkan Screenshot-nya, selain itu kita juga dapat mengatur letak posisi perangkat dengan hanyak menggesernya. Untuk hasil Screenshot alasannya tidak ada akomodasi untuk menyimpan gambar cara termudah tentu saja hanya menekan tombol PrintScreen dan simpan hasil gambarnya dikomputer kalian.

Untuk mencobanya silahkan sambangi eksklusif demonya disini

Rahasia Responsive Web Design (Rwd) Dengan Html5 Dan Css3

 Pada artikel tersebut beliau mengusulkan bagaimana sebuah desain web sanggup menyesuaikan sendi Rahasia Responsive Web Design (RWD) dengan HTML5 dan CSS3 Responsive Web Design (RWD) semakin terkenal sekitar pertengahan 2010 lalu, ini berawal dari sebuah artikel Design Web Responsive yang ditulis oleh Ethan Marcotte pada website alistapart.com. Pada artikel tersebut beliau mengusulkan bagaimana sebuah desain web sanggup menyesuaikan sendiri ukuran tampilan pada perangkat Mobile dan Desktop secara Fleksibel tanpa harus menciptakan dua desain untuk perangkat berbeda dengan konten yang isinya sama, dari permasalahan itulah maka lahirlah konsep Responsive Web Design yang lebih fleksibel dan sanggup menyesuaikan diri hampir disemua layar berbeda.

 Pada artikel tersebut beliau mengusulkan bagaimana sebuah desain web sanggup menyesuaikan sendi Rahasia Responsive Web Design (RWD) dengan HTML5 dan CSS3
"The control which designers know in the print medium, and often desire in the web medium, is simply a function of the limitation of the printed page. We should embrace the fact that the web doesn’t have the same constraints, and design for this flexibility. But first, we must 'accept the ebb and flow of things."
John Allsopp, “A Dao of Web Design
Jumlah pengguna perangkat mobile menyerupai Smartphone dan Tablet setiap hari semakin meningkat, mulai dari banyak sekali macam Netbook, BlackBerry, iPhone, iPad dan banyak sekali macam perangkat dengan sistem operasi Android tampaknya tidak akan ada habisnya. Sebelum adanya Responsive Web Design menyerupai ketika ini kalau memang harus mendesain dan menyesuaikan semua perangkat tersebut mungkin bagi saya pribadi yaitu sesuatu yang konyol dan tampak bodoh, dan akan lebih baik buat saya hanya fokus pada desain yang hanya ditampilkan pada layar desktop saja.

Para pengembang web diluar sana tentu tidak tinggal membisu untuk mengatasi persoalan ini, maka lahirlah istilah Responsive Web Design dari hasil pengembangan pada fitur CSS terbaru yaitu CSS3 yang mempunyai sumbangan penuh untuk mengatasi banyak sekali resolusi pada layar dengan teknik terbaru yang diberi nama Media Queries.

Ada 3 unsur inti yang harus ada pada Responsive Web Design biar sanggup bekerja dengan baik, yaitu pada Flexible Grids, Fluid Images dan Media queries. Dari ketiga unsur tersebut diharafkan sebuah desain nantinya sanggup menyesuaikan diri pada banyak sekali layar berbeda, tidak peduli beberapapun banyaknya perangkat yang ada, dengan Responsive Web Design semua sanggup dikontrol hanya dalam satu desain saja.

 Pada artikel tersebut beliau mengusulkan bagaimana sebuah desain web sanggup menyesuaikan sendi Rahasia Responsive Web Design (RWD) dengan HTML5 dan CSS3


Bekerja Dengan Flexible Grid / Flexible Layout
Pilar dari Responsive Web Design bekerjsama terletak dari Fleksibelitas Grid itu sendiri , kalau kalian resah dengan istilah Grid kita sanggup memakai alternatif lain dengan istilah yang lebih gampang yaitu Flexible Layout / Template. Sebelum Desain Web Responsif terkenal menyerupai kini ini dulunya para Web Programmer terpaku dengan layar desktop dengan lebar desain yang tetap dan cenderung pada desain terpusat. Jika dulu biasanya para web desainer lebih banyak memakai satuan px (pixel) untuk ukuran Layout dan Text namun untuk Desain Responsif ketika ini para pengembang lebih banyak mengunakan satuan % (percent) sebagai penggantinya, ini dimaksudkan biar desain pada Layout tidak tampak kaku dan sanggup Flexible ketika ditampilkan pada resolusi layar yang berbeda.

Kalian mungkin berencanan untuk mengganti desain usang dengan desain yang lebih Responsive, sebaiknya urungkan saja niat tersebut alasannya desain yang usang masih sanggup kok dibentuk Responsive yang penting asal mengerti saja rahasianya :). Perlu diketahui bahwa Desain Responsif hanyalah bermain-main dengan CSS, jadi bagaimanapun bentuk template yang kini kalian gunakan semuanya sanggup dibentuk Responsive hanya dengan hitungan jam saja, gak percaya? buktikan saja :)

Formula perhitungan sederhana pada Flexible Grid
Desain yang belum Responive biasanya lebih banyak memakai satuan px menyerupai dalam pola CSS dibawah ini:
.sidebar{ width:300px; } .content{ width:700px; } .wrap{ width:1024px; } 

Diatas lebar Grid utama yaitu dalam reolusi width:1024px dan untuk sidebar width:300px dan content width:700px. Disini saya coba jelaskan formula dan kalkulasi sederhana dalam mengkonversi nilai px (pixel) biar sanggup diganti dengan satuan % (percent)
target / context = result
300px / 1024px = width: 29.296875%; /* 300 (originally 300) / 1024 */
700px / 1024px = width: 68.359375%; /* 700 (originally 700) / 1024 */
Dari hasil kalkulasi diatas maka sanggup didapatkan nilai percent dalam koding CSS menyerupai dibawah ini
.sidebar{ width:29.29%; } .content{ width:68.35%; } .wrap{ width:1024px; } 

Formula diatas bekerjsama sanggup juga dipakai untuk menghitung ukuran text (font size), Katakanlah konteks normal untuk ukuran font dalam body yaitu 16 piksel. Jika kalian ingin memutuskan bahwa H1 harus 24 pixel, maka kalian sanggup mengganti dengan satuan em dengan cara menghitungnya sebagai berikut:
24px / 16px = 1,5em
Dengan gaya CSS akan didapat koding menyerupai ini:
h1 { font-size: 1.5em; } 

Sebenarnya ada juga cara yang lebih gampang untuk menghitung formula diatas yaitu dengan memakai Responsive Web Design Calculator, kalian sanggup pribadi sambangi alamatnya disini


Bekerja Dengan Media Queries
CSS Media Query yaitu salah satu fitur dalam CSS3 yang memungkinkan kalian untuk menentukan kapan hukum CSS tertentu harus diterapkan. Hal ini memungkinkan untuk menerapkan CSS khusus untuk perangkat Mobile. Media queries sanggup dikatakan otak dari Design Web Responsive alasannya diarea inilah kita mempunyai kontrol penuh terhadap Design Responsive Template kita nantinya.

Ada 3 cara untuk pemanggilan media queries:
1. Menggunakan @import untuk mengimport hukum Style dari Style Sheet lainnya.
@import url(style768min.css) screen and (min-width: 768px); 

2. Pemanggilan Style Sheet secara pribadi dalam koding HTML dan biasanya ini pendekatan paling umum yang paling banyak dipakai pengembang ketika ini.
@media screen and (max-width:768px){ /* CSS styles */ } @media screen and (max-width:320px){ /* CSS styles */ } @media screen and (max-width:240px){ /* CSS styles */ } 

Dalam rancangan media queries max-width sebaiknya penempatan instruksi akan lebih baik dari resolusi besar ke resolusi yang lebih kecil atau kalian sanggup juga memakai media queries min-width, dengan catatan memakai queries ini urutannya dari resolusi kecil ke resolusi yang lebih besar. Hal ini disarankan biar kalian lebih gampang merancang queries berdasarkan urutan resolusi layar.
@media screen and (min-width:240px){ /* CSS styles */ } @media screen and (min-width:320px){ /* CSS styles */ } @media screen and (min-width:768px){ /* CSS styles */ } 

3. Pemanggilan melalui link untuk Style Sheet secara terpisah.
<link rel="stylesheet" type="text/css" media="screen and (max-device-width: 768px)" href="style768.css" /> 

Dari ketiga memanggilan media queries diatas mana yang lebih baik? berdasarkan saya pribadi, saya tentu menentukan yang no.2, selain gak ribet biasanya koding dalam Style Sheet juga tidak terlalu banyak dan sanggup dikatakan hanya beberapa baris saja.


Menggunakan meta tag viewport
Dalam Design Web Responsive Meta Tag Viewport peranannya sangat penting alasannya meta tag ini mempunyai kegunaan untuk mengontrol tata letak pada Browser Mobile. Saat pengguna mengakses blog kalian melalui Browser Desktop Meta Tag ini tidak mempunyai efek sama sekali tetapi kisah akan berbeda ketika mereka mengakses blog kalian via Mobile Browser. Dibawah ini merupakan meta tag viewport yang paling sering digunakan.
<meta content='width=device-width, initial-scale=1, maximum-scale=1' name='viewport'/> 

 Pada artikel tersebut beliau mengusulkan bagaimana sebuah desain web sanggup menyesuaikan sendi Rahasia Responsive Web Design (RWD) dengan HTML5 dan CSS3
Contoh tampilan Facebook tanpa Viewport

 Pada artikel tersebut beliau mengusulkan bagaimana sebuah desain web sanggup menyesuaikan sendi Rahasia Responsive Web Design (RWD) dengan HTML5 dan CSS3
Contoh Tampilan Facebook dengan Viewport

Desain web yang tidak memakai skala yang ditentukan akan terlihat awut-awutan kalau diakses pada versi mobile untuk itulah kita perlu menambahkan meta ini. Untuk lebih terperinci pada bahasan Meta Tag viewport coba sambangi aja disini.

Agar lebih gampang kalian untuk memahaminya kalian sanggup melihat pola sederhana penerapan viewport dan media queries. Dicontoh ini saya memakai versi HTML5.
<!DOCTYPE html> <HTML> <head> <meta charset='utf-8'/> <meta content='width=device-width, initial-scale=1, maximum-scale=1' name='viewport'/> <style type='text/css'> /* ==== CSS UTAMA DISINI =====*/ body { ........ } /* ==== RESPONSIVE DENGAN MEDIA QUERIES =====*/ @media screen and (max-width: 3000px){ /* CSS styles */ } @media screen and (max-width: 1300px){ /* CSS styles */ } @media screen and (max-width: 1024px){ /* CSS styles */ } @media screen and (max-width: 992px){ /* CSS styles */ } @media screen and (max-width:880px){ /* CSS styles */ } @media screen and (max-width:768px){ /* CSS styles */ } @media screen and (max-width:600px){ /* CSS styles */ } @media screen and (max-width:480px){ /* CSS styles */ } @media screen and (max-width:320px){ /* CSS styles */ } @media screen and (max-width:240px){ /* CSS styles */ } </style> </head> </body> .... </body> </HTML> 

Kenapa saya hampir semua memakai resolusi pada layar? jawabannya cukup simple, bukankah kita ingin desain template kita sanggup tampil sempurna, jadi kenapa harus tanggung-tanggung dengan hanya menentukan beberapa resolusi saja dan kenapa harus membatasinya kalau sanggup dilakukan sekaligus! bekerja satu kali tentu lebih baik dari pada berulang-ulang dengan desain yang sama :)

Saat yang tepat menentukan resolusi responsive Web Desain pada perangkat Mobile

Resolusi yang paling tepat ketika pengguna mengakses dengan perangkat mobile biasanya pada resolusi 768px . Saya pribadi mempunyai kontrol penuh ketika berada diresolusi ini, perubahan yang terlihat terperinci terutama pada desain sajian yang pribadi mengecil dengan gaya DropDown ketika User mencoba mengecilkan lebar layar dibrowser dan ini sama halnya ketika user mengakses dengan perangkat Mobile.


Responsive Menu Navigation
Responsive Menu Navigation merupakan salah satu Responsive Web Design yang paling menonjol yang pertama kali terlihat, perubahan ini terperinci begitu faktual ketika pengguna beralih dari versi dekstop ke versi mobile. Banyak cara bekerjsama untuk merubah tampilan sajian ini, mulai hanya dari kontrol CSS sederhana hingga dengan sajian yang sangat komplek memakai Jquery.

 Pada artikel tersebut beliau mengusulkan bagaimana sebuah desain web sanggup menyesuaikan sendi Rahasia Responsive Web Design (RWD) dengan HTML5 dan CSS3

Membuat Responsive Menu Navigasi dengan CSS tanpa Javascript.


Untuk melihat pola faktual hasil dari Responsif Menu Navigasi diatas silahkan coba dengan mengecilkan lebar layar browser kalian.

Membuat sajian navigasi sederhana dan responsive menyerupai diatas sangatlah mudah, kalian sanggup memakai CSS dibawah ini:
/* -- Menu Navigation -- */ .menu { width:100%; } #nav { font-weight:bold; background-color:#FFC40D } #nav ul { height:auto; margin:0; padding:0 } #nav li { list-style:none; display: inline-block; margin:0; padding:0 } #nav li a { display:block; line-height:30px; text-decoration:none; color:white; padding:0 15px } #nav li a:hover { color:black } 

Cara memanggil instruksi CSS diatas sebagai berikut:
<div class="menu"> <nav id='nav'> <ul> <li><a href='#'>Home</a></li> <li><a href='#'>About</a></li> <li><a href='#'>Help</a></li> <li><a href='#'>Forum</a></li> </ul> </nav> </div> 

Jika sajian responsif diatas terlalu sederhana dan sangat tidak menarik saya coba merujuk ke tutorial lain diluar sana yang lebih komplit bahasannya. Silakan sambangi pribadi 15 link responsive sajian terbaik yang saya temukan dilink ini: Sidr, Navgoco, FlexNavSmartMenus, jQuery Menu Aim, Side Toggle Menu, JQuery slimMenu, PanelMenu, Flaunt.js, Naver, TinyNav.js, Responsive-Menu, HorizontalNav, jQuery.mmenu, MeanMenu



Responsive ADSENSE
Awal Agustus 2013 kemaren Google Adsense resmi menawarkan support untuk sumbangan iklan dengan Style Responsive. Untuk ketika ini memang masih dalam tahap versi Beta dan berdasarkan saya pribadi masih banyak kekurangan dimana iklan yang ditampilkan harus sesuai dengan ukuran Pixel yang sudah kita memutuskan sebelumnya. Responsive Adsense tidak mengalir dan menggulung menyerupai Responsive yang telihat pada gambar dan video, misalkan kita ingin menampilkan iklan dalam media queries max-width:350px berarti kita harus menentukan iklan yang memang mendukung dan sesuai dengan resolusi ini, contohnya pada ads unit 250x250 atau 320x50. Perlu diperhatikan dalam mencoba beberapa desain iklan kalian harus mengecilkan browser secara manual sesuai dengan resolusi yang sudah ditetapkan dan jangan lupa untuk melaksanakan refresh pada browser untuk melihat tampilan iklan. Contoh dibawah ini merupakan standar Source Code adsense dalam mode responsive, menyerupai milik saya dibawah ini:
<style> .oom-responsive { width: 320px; height: 50px; } @media(min-width: 500px) { .oom-responsive { width: 468px; height: 60px; } } @media(min-width: 800px) { .oom-responsive { width: 728px; height: 90px; } } </style> <script async src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <!-- OOM-RESPONSIVE --> <ins class="adsbygoogle oom-responsive"      style="display:inline-block"      data-ad-client="ca-pub-xxxx"      data-ad-slot="yyyy"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script> 

Bagaimana cara untuk memodifikasi biar tampilan Responsive Adsense sanggup sesuai dengan Desain responsive milik kalian? gampang saja, kita tinggal memodifikasi CSS dan menentukan diresolusi mana iklan yang ingin ditampilkan sesuai size-nya dalam media queries dan dibawah ini yaitu pola CSS editan milik saya:
<style> @media(min-width: 240px) { .oom-responsive { width: 234px; height: 60px; } } @media(min-width: 320px) { .oom-responsive { width: 250px; height: 250px; } } @media(min-width: 480px) { .oom-responsive { width: 468px; height: 60px; } } @media(min-width: 768px) { .oom-responsive { width: 728px; height: 90px; } } @media(min-width: 1024px) { .oom-responsive { width: 468px; height: 60px; } } @media(min-width: 1216px) { .oom-responsive { width: 728px; height: 90px; } } </style> <div style="text-align:center"> <script async src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <!-- OOM-RESPONSIVE --> <ins class="adsbygoogle oom-responsive"      style="display:inline-block"      data-ad-client="ca-pub-xxxx"      data-ad-slot="yyyy"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script> </div> 

Ingat! untuk .oom-responsive itu yaitu nama adsense unit milik saya, silahkan ganti dengan milik kalian masing-masing :)


Responsive Image / Gambar
Gambar (image) dengan memakai satuan em dan px misalkan width:400px dan height:500px tidak akan bekerja baik dengan Responsive Web Design, langkah termudah yaitu dengan mengganti satuannya menjadi % contoh: width:100% dan height:100%. Tapi yang harus diingat tidak semua gambar harus memakai % kalian sanggup memakai alternatif auto sebagai gantinya. Agar gambar tidak keluar dari unit induknya kalian sanggup memakai max-width:100% cara ini dipakai biar ukuran gambar sanggup menyesuaikan sendiri secara proporsional. Prinsip ini juga berlaku untuk iframe, objects dan video.
img{ max-width:100% } 

Atau untuk menampilkan ukuran gambar sesuai size aslinya kalian sanggup memakai instruksi ini:
img{ height:auto; width:auto; max-width:100% } 

 Pada artikel tersebut beliau mengusulkan bagaimana sebuah desain web sanggup menyesuaikan sendi Rahasia Responsive Web Design (RWD) dengan HTML5 dan CSS3 Contoh responsive gambar, silahkan coba dengan mengecilkan lebar jendela browser.



Responsive Video, Iframe, Embed dan Object
Untuk video, iframe, embed dan object pada pada dasarnya hampir sama caranya dengan responsive pada gambar yaitu tetap memberi satuan %. Saat ini embed video yang paling banyak dipakai yaitu Youtube, namun terlepas dari youtube ada juga yang menanam pribadi pada Self Hosting dan biasanya untuk pemanggilannya mengunakan tag <video>. dibawah ini merupakan pola embed code yang paling banyak digunakan:
<video width="500" height="400" src="..."></video> <iframe width="500" height="400" src="..."></iframe> <object width="500" height="400" src="..."></object> <embed width="500" height="400"  src="..."></embed> 

Membuat responsive pada video dalam iframe sangatlah mudah, menyerupai menangani responsive pada gambar kita tinggal mengontrolnya pribadi melalui koding CSS. Dibawah ini merupakan pola koding CSS untuk penampilkan video dalam ukuran penuh sesuai dengan ukuran lebar div diblog saya ketika ini dan kalian sanggup saja menyesuaikan sendiri kodingnya sesuai dengan kebutuhan :)
.ResponsiveWrapper {  position: relative;  padding-bottom: 56.25%; /* 16:9 */  padding-top: 25px;  height: 0; } .ResponsiveWrapper iframe, video, object, embed {  position: absolute;  top: 0;  left: 0;  width: 100%;  height: 100%; } 

Contoh penerapan kontrol koding pada iframe pada embed video VIMEO
<div class="ResponsiveWrapper"> <iframe src="//player.vimeo.com/video/64208870" width="500" height="281"></iframe> </div> 


Contoh penerapan kontrol koding pada iframe pada embed video YOUTUBE
<div class="ResponsiveWrapper"> <iframe height="480" src="http://www.youtube.com/embed/m5_AKjDdqaU?rel=0&hd=1" width="700"></iframe> </div> 




Responsive Tag Heading dan Responsive Font Size
Mengontrol Responsive Font size dalam elemen Heading mulai tag h1, h2, h3, h4, h5 dan h6 sangatlah mudah, ada 2 cara yang akan saya jelaskan sehabis ini. Seperti yang kita ketahui sebelum desain responsive mewabah biasanya kita terpaku dalam satuan px, em, pt dan % dan cenderung menentukan satuan yang tetap dan bekerjsama itu tidak menjadi masalah, dalam melaksanakan responsive font size ukuran yang mana yang kalian pilih bekerjsama sama saja namun untuk tag heading saya menyarankan sebaiknya memakai satuan em, pt atau % dan cara terbaik untuk menangani persoalan ini yaitu dengan menanam pribadi dalam media queries. Sebagai pola CSS dibawah ini dalam media queries dengan resolusi layar max-width:768px yaitu nilai dari font size milik saya ketika ini dan kalian sanggup mengubah sendiri nilai tersebut termasuk juga satuannya.
@media screen and (max-width:768px){ h1 {font-size:2em} h2 {font-size:1.8em} h3 {font-size:1.7em} h4 {font-size:1.6em} h5 {font-size:1.5em} h6 {font-size:1.4em} } 

Sebenarnya ada juga penerapan Responsive Font Size terbaru yaitu dengan satuan vw, vh, vmin dan vmax memakai fitur dari CSS3 namun saya sendiri tidak menggunakannya alasannya beberapa browser usang tentu saja tidak support dengan satuan ini. Satuan terbaru dalam CSS3 ini bekerja secara otomatis ketika user mencoba mengecilkan dan melebarkan resolusi layar.
h1 {font-size: 5.9vw;} h2 {font-size: 3.0vh;} p {font-size: 2vmin;} 

dimana rincianya sebagai berikut:

1vw = 1% of viewport width
1vh = 1% of viewport height
1vmin = 1vw or 1vh, whichever is smaller
1vmax = 1vw or 1vh, whichever is larger


Agar Media Queries Support pada Browser IE

Saat ini saya sudah mencoba tampilan Responsive blog ini di beberapa browser terbaru menyerupai Firefox, Opera, Safari, Chrome bahkan hingga dengan browser Baidu di android saya dan semua bekerja dengan baik namun tidak demikian dengan Internet Explorer (IE) yang tidak support Media Queries tapi sekali lagi itu tidak persoalan alasannya kita masih sanggup memakai script dibawah ini untuk menuntaskan persoalan tersebut.
<!--[if lt IE 9]> <script src="http://css3-mediaqueries-js.googlecode.com/svn/trunk/css3-mediaqueries.js"></script> <![endif]--> 

Kalian sanggup menambahkan script diatas dibawah elemen tag <head>


Contoh Responsive Web Design dengan HTML5
Ok! saya rasa kalian paling tidak sudah mengerti beberapa tehnik Responsive Web Design pada klarifikasi diatas, kini saatnya kita mencoba dalam praktek secara langsung. Disini saya coba menawarkan pola sederhana dimana pada tampilan awal desktop yang kalau diperkecil akan bergulir secara proporsional kalau ditampilkan pada perangkat mobile dengan resolusi 768px.



Langkah yang pertama kita mencoba merancang struktur desain dengan CSS:
/* -- Flexible Grid / Layout -- */ *{  margin:0; padding:0;  } body { background-color:#000; color:#fff; } #wrap{ width:1024px; background-color:#333; margin:0 auto; padding:10px; } .header{ height:150px;  width:auto; background-color:#0069B6; margin-bottom:1px; } .main-wrap{ background-color:#770DB7; }      .content{ float:left; width:68.35%; background-color:#770DB7; margin-bottom:1px; } .sidebar{ overflow:hidden; float:right; width:29.29%; background-color:#54A743; } .footer{ clear:both; height:150px; background-color:#D95445; width:auto; } /* -- Menu Navigation -- */ .menu { width:100%; margin-bottom:1px } #nav { font-weight:bold; background-color:#FFC40D } #nav ul { height:auto; margin:0; padding:0 } #nav li { list-style:none; display: inline-block; margin:0; padding:0 } #nav li a { display:block; line-height:30px; text-decoration:none; color:white; padding:0 15px } #nav li a:hover { color:black } 

Langkah yang kedua yaitu alasannya teknik ini flexible sesuai resolusi jadi kita harus menentukan kondisi layout dari resolusi dengan memakai CSS media queries
/* -- RESPONSIVE DENGAN MEDIA QUERIES -- */ @media screen and (max-width: 1024px){ /* CSS styles */ #wrap{ width:90%; } } @media screen and (max-width:768px){ /* CSS styles */ .sidebar, .content{ float:none; display:block; width:auto; } } 

Langkah ketiga mari kita menciptakan struktur HTML dasar. Seperti yang kalian lihat desain layout atau template ini terdiri dari enam blok yaitu Wrapper, Header, Menu, Content, Sidebar dan Footer.
<div id="wrap"> <div class="header"> <h1>Header</h1> </div> <div class="menu"> <nav id='nav'> <ul> <li><a href='/'>Home</a></li> <li><a href='/'>About</a></li> <li><a href='/'>Help</a></li> <li><a href='/'>Forum</a></li> </ul> </nav> </div> <div class="content">  <h2>Content</h2> <p>Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Morbi aliquet euismod nulla. Maecenas facilisis consectetuer purus. Nulla vestibulum molestie elit. Pellentesque pellentesque. Donec congue tempus velit. Sed aliquet risus ut sem. Vivamus et membisu eu dui tincidunt viverra. Mauris malesuada pede nec justo. Nulla pulvinar. Pellentesque tincidunt nisi sit amet odio.</p> <p>Nunc adipiscing venenatis lorem. Sed sit amet tortor vel enim lacinia mattis. Aliquam dapibus rhoncus turpis. Etiam tincidunt quam ut urna. Aenean vel tellus. Morbi risus. Vestibulum ut nunc. Praesent orci. Curabitur pharetra, quam ut euismod tempor, augue ligula convallis massa, ut dictum arcu augue in tellus. Donec condimentum mi a magna. In velit. Curabitur accumsan mattis ante.</p> </div> <div class="sidebar"> <h2>Sidebar</h2> <p>Nunc adipiscing venenatis lorem. Sed sit amet tortor vel enim lacinia mattis. Aliquam dapibus rhoncus turpis. Etiam tincidunt quam ut urna. Aenean vel tellus. Morbi risus. Vestibulum ut nunc. Praesent orci. Curabitur pharetra, quam ut euismod tempor, augue ligula convallis massa, ut dictum arcu augue in tellus. Donec condimentum mi a magna. In velit. Curabitur accumsan mattis ante.</p> </div> <div class="footer"> <h2>Footer</h2> </div> </div> 

Jika dituliskan secara lengkap dalam HTML5 kalian sanggup mempelajari pola koding dibawah ini:
<!DOCTYPE html> <HTML> <head> <meta charset='utf-8'/> <meta content='width=device-width, initial-scale=1, maximum-scale=1' name='viewport'/> <title>Belajar Responsive Web Design (RWD)</title> <style type='text/css'> /* -- CSS UTAMA DISINI -- */ *{ margin:0;padding:0; } body { background-color:#000; color:#fff; } /* -- Flexible Grid / Layout -- */ #wrap{ width:1024px; background-color:#333; margin:0 auto; padding:10px; } .header{ height:150px;  width:auto; background-color:#0069B6; margin-bottom:1px; } .main-wrap{ background-color:#770DB7; }      .content{ float:left; width:68.35%; background-color:#770DB7; margin-bottom:1px; } .sidebar{ overflow:hidden; float:right; width:29.29%; background-color:#54A743; } .footer{ clear:both; height:150px; background-color:#D95445; width:auto; } /* -- Menu Navigation -- */ .menu { width:100%; margin-bottom:1px } #nav { font-weight:bold; background-color:#FFC40D } #nav ul { height:auto; margin:0; padding:0 } #nav li { list-style:none; display: inline-block; margin:0; padding:0 } #nav li a { display:block; line-height:30px; text-decoration:none; color:white; padding:0 15px } #nav li a:hover { color:black } /* -- RESPONSIVE DENGAN MEDIA QUERIES -- */ @media screen and (max-width: 1024px){ /* CSS styles */ #wrap{ width:90%; } } @media screen and (max-width:768px){ /* CSS styles */ .sidebar, .content{ float:none; display:block; width:auto; } } </style> </head> <body> <div id="wrap"> <div class="header"> <h1>Header</h1> </div> <div class="menu"> <nav id='nav'> <ul> <li><a href='/'>Home</a></li> <li><a href='/'>About</a></li> <li><a href='/'>Help</a></li> <li><a href='/'>Forum</a></li> </ul> </nav> </div> <div class="content">  <h2>Content</h2> <p>Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Morbi aliquet euismod nulla. Maecenas facilisis consectetuer purus. Nulla vestibulum molestie elit. Pellentesque pellentesque. Donec congue tempus velit. Sed aliquet risus ut sem. Vivamus et membisu eu dui tincidunt viverra. Mauris malesuada pede nec justo. Nulla pulvinar. Pellentesque tincidunt nisi sit amet odio.</p> <p>Nunc adipiscing venenatis lorem. Sed sit amet tortor vel enim lacinia mattis. Aliquam dapibus rhoncus turpis. Etiam tincidunt quam ut urna. Aenean vel tellus. Morbi risus. Vestibulum ut nunc. Praesent orci. Curabitur pharetra, quam ut euismod tempor, augue ligula convallis massa, ut dictum arcu augue in tellus. Donec condimentum mi a magna. In velit. Curabitur accumsan mattis ante.</p> </div> <div class="sidebar"> <h2>Sidebar</h2> <p>Nunc adipiscing venenatis lorem. Sed sit amet tortor vel enim lacinia mattis. Aliquam dapibus rhoncus turpis. Etiam tincidunt quam ut urna. Aenean vel tellus. Morbi risus. Vestibulum ut nunc. Praesent orci. Curabitur pharetra, quam ut euismod tempor, augue ligula convallis massa, ut dictum arcu augue in tellus. Donec condimentum mi a magna. In velit. Curabitur accumsan mattis ante.</p> </div> <div class="footer"> <h2>Footer</h2> </div> </div> </body> </HTML> 


Responsive Web Design Testing Tools
Dengan mengecilkan lebar browser itu bekerjsama salah satu cara termudah melihat cara kerja Resvonsive Web Design, Namun kita akan kesulitan melihat tata letak ukuran dan berapa resolusi lebar layar ketika itu, Alternatif lainnya sanggup memakai 4 tools yang sering saya gunakan menyerupai dibawah ini:
1. responsivepx.com
2. ami.responsivedesign.is
3. Dimensions
4. Responsive mobile view

Tools untuk testing desain responsive pada browser mulai dari yang online hingga Add-Ons Firefox dan Chrome Web Store banyak sekali, namun tidak ada yang lebih baik selain mencobanya pribadi pada perangkat mobile.

Membuat Responsive Web Design bekerjsama sama mudahnya dengan mendesain web atau blog menyerupai biasa, disini yang diharapkan hanyalah kejelian kalian dalam merancangnya. Dengan melaksanakan uji coba secara bersiklus saya yakin kalian sanggup mendapat hasil yang maksimal, alasannya serumit apapun struktur HTML hingga HTML5 pada pada dasarnya hanya focus pada 6 bab saja yaitu Wrapper, Header, Menu, Content, Sidebar dan Footer.

Semoga tutorial ini sanggup memudahkan kalian merancang sendiri dan belajar cara Responsive Web Design valid HTML5 dan CSS3 yang lebih Professional :)

Launching Zoomqueries Beta 1.0 - Professional Tool For Testing Your Responsive Web Design

Mencoba hasil tampilan dari desain Responsive pada blog atau website pada beberapa perangk Launching ZoomQueries Beta 1.0 - Professional Tool For Testing Your Responsive Web Design

Mencoba hasil tampilan dari desain Responsive pada blog atau website pada beberapa perangkat berbeda rasanya sangat mustahil, coba saja bayangkan mungkin ketika ini sudah ada sekitar puluhan bahkan hampir ratusan jenis perangkat Smart Phone dan Tablet dengan banyak sekali Merk yang berbeda. Mungkin saya juga sama menyerupai sahabat semua yang hanya mempunyai 1 hingga 3 saja perangkat ponsel berakal dalam genggaman dan saya yakin kalian juga pastinya sudah mencoba sendiri desain blog kalian di SmartPhone atau Tablet kalian masing-masing dan tentu saja hasilnya niscaya cantik dan sesuai dengan harapan, tapi terang ada tapinya apakah desain yang kalian rancang juga bakal sesuai di perangkat yang belum pernah kalian coba sebelumnya misalkan pada perangkat iOS, BB10 atau pada perangkat Android dan Windows 8 yang tentu saja banyak sekali jenis varian perangkatnya? Nah kalau belum pernah berarti kalian harus mencoba Tool terbaru yang saya beri nama ZOOMQUERIES Beta 1.0 yang mempunyai kegunaan untuk mengetahui seberapa cantik hasil Desain Responsive Blog kalian bila dicoba pada beberapa perangkat dan brand yang berbeda pula.

ZoomQueries Beta 1.0 merupakan salah satu Testing Tool Responsive Web Design dengan hasil 90% nyaris akurat alasannya yakni dirancang dengan pendekatan bahwasanya dan memakai algoritma yang terbilang rumit, bagaimana tidak..karena hampir 1 bulan saya melaksanakan riset dan mempelajari beberapa istilah yang bahwasanya juga absurd buat saya pribadi, terutama untuk istilah CSS PIXEL RATIO, PHYSICAL RESOLUTION, LOGICAL RESOLUTION, RETINA DEVICE dan VIEWPORT. Setelah beberapa istilah yang absurd saya mengerti barulah saya dapat merancang tool ini biar dapat sesuai dengan keadaan resolusi perangkat sebenarnya.


Jika dibandingkan dengan Testing Tool Responsive Web Design sejenis yang hanya mengandalkan Pixel kasatmata dan kebanyakan pribadi ditampilkan pada resolusi perangkat PC tentu saja hasil alhasil juga akan berbeda dengan perangkat SmartPhone dan Tablet sebenarnya, misalkan perangkat BlackBerry Z10 dengan resolusi 768x1280 ini hanyalah merupakan PHYSICAL RESOLUTION dan resolusi bahwasanya yang ditampilkan yakni LOGICAL RESOLUTION dimana pada layar bukan sebagai 768x1280 namun yang tampil pada layar kasatmata yakni 324x571 hal ini alasannya yakni BlackBerry Z10 mempunyai CSS Pixel Ratio 2.24 bukan CSS Pixel Ratio 1 menyerupai pada layar PC kebanyakan. Jika kalian resah dengan klarifikasi teknis diatas berarti kita "SAMA" saya yang nulisnya juga resah hehehehe


Pada ZoomQueries Beta 1.0 saya juga menanamkan akomodasi untuk mempermudah kalian semua memperbaiki dan mengedit secara pribadi desain yang sedang dibuat, alasannya yakni disitu sudah tersedia HTML ONLINE EDITOR yang support untuk mengedit HTML, CSS dan Javascript asalkan bukan PHP dan ASP ya :), selain itu kalian juga dapat memilih diarea mana desain itu ingin ditampilkan alasannya yakni dsitu sudah tersedia juga dua Mode pilihan yaitu SIMPLE MODE dan DEVICE MODE. Kalian juga dapat mencobanya pribadi secara online dengan memasukan alamat URL atau secara offline dalam area Localhost.

ZOOMQUERIES BETA 1.0 Features:
  • Custom Viewer Mode (Simple Mode or Device Mode)
  • HTTP and Localhost Support
  • Fast Reloading Page
  • Easy HTML Editor (CSS and Javascript Support)
  • Viewport Size Info for Browser or Device
  • Custom Resize Handle
  • Support Locked for Browser Resize
  • Rotate Portrait or Lanscape
  • Device size Area for 240px, 320px, 480px, 768px, 1024px, 1216px or Full Screen
  • 50+ Device Viewport Size (Mobile, Tablet, Desktop)
  • Support Fullscreen Browser
  • Simple Bookmark and Share Url

Untuk mencoba tool ini tidak ada yang perlu saya jelaskan secara rinci yang kalian lakukan hanya memasukan URL alamat blog atau web saja dan biarkan ZoomQueries yang bekerja.

Silahkan sambangi pribadi dengan Link dibawah ini:
http://zoomqueries.net/
http://zoomqueries.net/?url=http://www.o-om.com

Akhir kata terus terang tool ini jauh dari kata tepat dan hanya sahabat semualah yang dapat menilainya, mohon juga masukannya dan isu bugs biar saya dapat menyebarkan tool ini jauh lebih cantik lagi.

Kalau suka dengan ZoomQueries.com kasih jempol Like-nya ya :D

Search

Blog Archive