Home » » Saham Yang Turunnya Absurd Gilaan

Saham Yang Turunnya Absurd Gilaan

Saham-saham komoditas selepas mengambarkan kebangkitan harga. Tapi, analis lebih merekomendasikan saham-saham bluechips yang turun tajam tapi berfundamental bagus. Mengapa?

Satriwan, analis PT Mandiri Securities menilai kenaikan harga saham-saham komoditas terutama sektor metal, kerikil bara dan CPO hanya kontrarian sehingga bersifat sementara. Karena itu, kata dia, untuk memanfaatkan rebound IHSG dalam jangka pendek, beliau justru lebih suka saham-saham berkapitalisasi besar atau bluechip.

Sebab, berdasarkan Satriawan, ketika market balik arah menguat (up reaneka ragamersal) , yang diincar yakni saham-saham manis tapi selepas murah. “Jadi, lebih pada saham-saham big caps yang selepas murah. Harga sahamnya selepas turun dalam tapi mendasar perusahaannya bagus,” katanya kepada INILAH.COM. Saham apa saja? Berikut ini wawancara lengkapnya:

Belakangan, saham-saham sektor pertambangan menawarkan kebangkitan. Apa pandangan Anda?

selepas IHSG anjlok, memang terjadi pembelian selektif pada saham-saham komoditas terutama sektor metal, lalu kerikil bara dan saham-saham Crude Palm Oil (CPO). Tapi, berdasarkan aku itu hanya kontrarian. Pembelian itu hanya bersifat sementara.

Jadi, ketika lebih banyak didominasi sektor saham turun, yang balik arah menguat yakni saham-saham sektor berbasis komoditas (commodity based). Dalam konteks ini, saham-saham yang agak menarik yakni sektor metal menyerupai PT Vale Indonesia (INCO), PT Timah (TINS), dan PT Aneka Tambang (ANTM).

Bagaimana dengan saham-saham kerikil bara dan Crude Palm Oil (CPO)?

Kalau saham-saham kerikil bara dan CPO, kenaikan hanya sementara. Untuk penguatan di saham-saham sektor metal lebih meyakinkan. Saham-saham CPO yang selepas mengalami penurunan tajam terjadi di PT Astra Agro Lestari (AALI) atau PT Salim Ianeka ragamomas Pratama (SIMP), tapi, hampir semua saham CPO mengalami penurunan tajam.

Jadi, kalau melihat kini rebound, itu hanya sebentara dan tren pergerakannya dalam jangka menengah masih bearish. Semua saham CPO, trennya bearish. Kalaupun rebound jangka pendek, belum mengonfirmasi bahwa saham-saham tersebut akan up ekspresi dominan secara jangka menengah.

Lantas, apa saran Anda untuk saham-saham di sektor komoditas?

Untuk memanfaatkan rebound IHSG dalam jangka pendek, aku justru lebih suka saham-saham berkapitalisasi besar atau bluechip. Sebab, ketika market balik arah menguat (up reaneka ragamersal) , yang diincar yakni saham-saham manis tapi selepas murah menyerupai PT Semen Indonesia (SMGR), PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), PT Unileaneka ragamer Indonesia (UNVR), dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Jadi, lebih pada saham-saham big caps yang selepas murah. Harga sahamnya selepas turun dalam tapi mendasar perusahaannya bagus.

Untuk saham-saham perkebunan?

Untuk sektor perkebunan, aku masih kurang suka. Sebab, momentumnya untuk saham-saham perkebunan dan kerikil bara lebih kepada: ketika market-nya turun, saham-saham di sektor ini hanya jadi kontrarian. Karena itu, kalaupun naik hanya sementara. Karena itu, aku kurang suka dari sisi company-nya.

Jadi, untuk sementara ini, kalau mau bermain di saham-saham perkebunan mungkin ikuti momentumnya saja. Jika nanti IHSG kembali turun, ada potensi saham-saham Crude Palm Oil (CPO) ini bergerak kontrarian. Sektor ini menguat sendiri melawan arah pasar.

Kalau begitu, saham pilihan Anda di sektor perkebunan?

Dalam konteks ini, yang dapat diperhatikan yakni saham-saham big caps di sektor perkebunan menyerupai PT Astra Agro Lestari (AALI) dan PT London Sumatera Plantation (LSIP). Itupun hanya memanfaatkan momentum kontrarian, bukan untuk dipegang dalam waktu lama. Betanya, biasanya berbalik arah dengan IHSG. Maksud saya, kalau IHSG naik, ada kemungkinan saham tersebut bertahan atau turun. Sebaliknya, ketika IHSG turun, beliau malah naik dengan momentum yang pendek.

Apa rekomendasi Anda untuk AALI dan LSIP?

Secara teknikal, untuk memanfaatkan momentum jangka pendek, kalau IHSG turun, buy on weakness untuk AALI. Begitu juga untuk PT London Sumatera Plantation (LSIP). Belakangan, tumpuan pergerakan saham-saham sektor perkebunan berkembang menjadi kontrarian.

Bagaimana dengan arah IHSG sendiri?

Saat ini, IHSG sendiri mungkin akan konsolidasi terlebih dahulu. Jika IHSG turun, akan kembali lagi ke 4.000-an. Resistance indeks sendiri, 4.310 untuk sementara. Tapi, pasarnya masih aneka ragamolatile. Jika skenarionya, IHSG turun dan saham perkebunan menguat, pasar dapat beli AALI dan LSIP ketika IHSG turun ke 4.000. Manfaatkan momentumnya saja. Tapi, idealnya, aku lebih menyarankan saham-saham bluechip yang turunnya tajam tapi fundamentalnya bagus.

0 comments:

Post a Comment

Search

Blog Archive